Pasar Terapung Muara Kuin merupakan pusat perbelanjaan tradisional sekaligus destinasi wisata di Kalimantan. Lokasi tepatnya yaitu ada di muara Sungai Kuin, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Pasar terapung ini sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Kalimantan. Sebagai pasar terapung paling tua dengan lebih dari 400 tahun sejarahnya, pasar ini patut untuk dieksplor lebih jauh.
Bukan hanya pemandangan transaksi pedagang dan pembeli di atas perahu. Namun juga soal jejak sejarah dan kisah menarik yang berhasil dikemas hingga sekarang ini.

Asal Muasal Pasar Terapung Muara Kuin
Mendengar kata pasar terapung, barangkali yang terlintas pertama adalah Negara Thailand. Mengingat Kota Bangkok dan Pattaya mempunyai banyak sekali pasar terapung.
Namun, tidak harus terbang ke Thailand jika di Tanah Air saja sudah ada pasar terapung legendaris, tepatnya di Banjarmasin. Pasar tersebut bernama Pasar Apung Kuin atau Pasar Kuin Alalak.
Keberadaan Pasar Terapung Kuin Alalak ini selain menjadi refleksi budaya masyarakat Banjarmasin, juga merupakan destinasi yang mengundang orang luar untuk menyinggahi.
Pembangunan pasar apung ini bertujuan untuk mempermudah pedagang dalam menjajakan barang dagangannya. Baik itu berupa buah-buahan, sayur-sayuran serta bahan hasil bumi lainnya.
Transaksi di Atas Perahu
Pasar Terapung Muara Kuin ini mulai beroperasi setelah sholat Subuh dan selesai pukul 9 pagi. Matahari dari ufuk timur memantulkan cahaya di antara transaksi sayur dan hasil bumi dari kampung sejauh aliran Sungai Barito. Baik pedagang maupun pembeli menggunakan jukung, sebutan perahu dalam bahasa Banjar.
Pedagang wanita yang berperahu menjajakan hasil produksinya sendiri atau milik tetangga mendapat julukan dukuh. Sementara, tangan kedua yang membeli dagangan dari dukuh untuk mereka jual kembali disebut panyambangan.
Hal menarik dari beroperasinya pasar apung ini adalah terjadinya transaksi secara barter kepada sesama pedagang berperahu. Bahasa Banjar menamakan aktivitas ini dengan istilah bapandak.
Menarik Perhatian Wisatawan
Bukan rahasia lagi jika Pasar Terapung Kuin Alalak menjadi ikon wisata Banjarmasin yang masih populer hingga kini. Aktivitas di pasar apung ini ternyata mampu mengundang para wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.
Kegiatan utama pasar apung sudah tidak lagi berlangsung setiap hari. Namun, pasar terapung ini menjelma menjadi objek wisata yang ramai peminat.
Wisatawan di sini bisa menyaksikan proses jual beli di atas aliran sungai dengan perahu. Menyewa jukung di Pasar Terapung Muara Kuin memakan biaya sekitar Rp60.000 saja.
Tidak hanya itu, pengunjung juga bisa berburu kuliner ringan seperti kue tradisional setempat dan berbagai minuman. Terdapat juga makanan berat seperti soto banjar, ikan goreng dan sate.
Jika berkeliling menikmati pasar apung Kalimantan ini, pengunjung bisa menyewa perahu motor air atau kelotok. Harga sewa kelotok berkisar antara Rp50.000 hingga Rp70.000, tergantung jumlah penumpang.
Menyambangi wisata Pasar Apung Muara Kuin ini tidak akan membuat pengunjung bosan. Sebab lokasinya berdekatan dengan destinasi wisata lain. Salah satunya yaitu wisata religi makam dan masjid Sultan Suriansyah.
Mengutip kanal YouTube Banjar al-Kisah, Pasar Terapung Muara Kuin ini jadi pertemuan beberapa anak sungai. Hal inilah yang membuatnya jadi kawasan perdagangan. Ketika menyambangi kawasan wisata ini seakan merasakan kekhasan tersendiri. Selain melihat jukung yang jadi transportasi utamanya, nyatanya juga kerap menyaksikan orang-orang menggunakan topi bundar khas. Hal yang tak kalah mengejutkan ialah view alam di sekitarnya. Background wisata ini berupa perbukitan hijau yang asri.
Jika ingin mendapatkan suasana yang lebih mengesankan, datanglah ke Pasar Terapung Muara Kuin depan makam. Dengan begitu, pengunjung bisa menikmati alam Kota Banjarmasin dengan vibes dan sisi yang berbeda. /puji



