Taman Nasional Tanjung Puting, Pusat Rehabilitasi Orangutan

Posted on

Taman Nasional Tanjung Puting terletak di Kec. Kumai, Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Awalnya, kawasan ini ditetapkan sebagai cagar alam dan suaka margasatwa pada tahun 1936. Kemudian, pada tahun 1984, statusnya berubah menjadi taman nasional.

Luas Taman Nasional Tanjung Puting mencapai 415.040 hektare. Kawasan ini terdiri dari 300.040 hektare suaka margasatwa, 90.000 hektare hutan produksi, dan 25.000 hektare perairan.

Taman Nasional Tanjung Puting, Pusat Rehabilitasi Orangutan
Instagram @borneo.nature

Mengenal Kekayaan Taman Nasional Tanjung Puting

Taman nasional Tanjung Puting merupakan pusat rehabilitasi orangutan pertama kali yang ada di Indonesia. Beberapa lokasi menarik yang dapat dikunjungi di sini adalah Tanjung Harapan, Pondok Tanggui, Camp Leakey, Natai Lengkuas, Danau Burung, dan Sungai Buluh.

Taman nasional ini berada pada ketinggian 0 sampai 100 meter di atas permukaan laut. Kawasan ini memiliki berbagai ekosistem seperti hutan hujan tropis, hutan dataran rendah, hutan rawa air tawar, hutan bakau, hutan pantai, dan hutan sekunder. Selain itu, taman nasional ini menjadi habitat bagi berbagai satwa langka seperti orangutan, bekantan, monyet merah, beruang, rusa, dan kucing liar.

Vegetasi dan Flora

Di bagian utara taman nasional, terdapat hutan kerangas dengan tumbuhan unik seperti kantong semar (Nepenthes sp). Hutan rawa gambut sejati berada di bagian tengah serta di tepi beberapa sungai.

Beberapa tanaman di kawasan ini memiliki akar lutut dan akar udara. Sepanjang sungai, terdapat hutan rawa air tawar yang memiliki vegetasi kompleks, termasuk tumbuhan merambat, epifit, dan paku-pakuan dalam jumlah besar.

Fauna

Salah satu daya tarik utama taman nasional ini adalah feeding station untuk orangutan. Pengunjung dapat melihat orangutan makan dari pukul 14.00 hingga 16.00 WIB. Saat berinteraksi, wisatawan harus menjaga jarak minimal dua meter untuk keamanan.

Selain orangutan, taman nasional ini juga menjadi habitat bagi bekantan (Nasalis larvatus), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), kelasi atau lutung merah (Presbytis rubicunda), buaya sapit (Tomistoma schlegelii), dan kunang-kunang (Lampyridae). Pengunjung harus tetap waspada terhadap satwa liar seperti buaya yang sering ditemukan di perairan tenang.

Melansir dari akun Instagram @btn_tanjungputing, sudah lebih dari 20 tahun Taman Nasional Tanjung Puting berperan penting sebagai rumah bagi tumbuhan dan satwa liar. Segala upaya perlu dilakukan untuk menjadikan taman nasional ini sebagai rumah terbaik bagi seluruh tumbuhan dan satwa liar di dalamnya.

Saat malam, wisatawan yang beruntung bisa menyaksikan ribuan kunang-kunang berkelap-kelip di pohon nipah sepanjang Sungai Sekonyer. Keberadaan kunang-kunang ini menjadi indikator kualitas udara yang masih bersih. Oleh karena itu, menjaga kebersihan lingkungan sangat penting untuk melestarikan ekosistem ini.

Informasi Kunjungan

Jam operasional Taman Nasional Tanjung Puting, yakni dari pukul 07.00 sampai dengan 17.00 WIB. Waktu terbaik untuk berkunjung ke taman nasional ini adalah pada bulan Juni hingga September. Harga tiket masuknya cukup terjangkau, yakni berkisar antara Rp 5.000 sampai Rp 10.000.

Rute Menuju Taman Nasional

Taman nasional ini berada di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Dari Pangkalan Bun, wisatawan dapat menuju Kecamatan Kumai. Perjalanan dari Kumai ke taman nasional memakan waktu sekitar 15 menit. Wisatawan bisa menggunakan speedboat atau klotok untuk mencapai lokasi utama taman nasional.

Taman Nasional Tanjung Puting adalah tanggung jawab semua orang, terutama masyarakat dan pemerintah Indonesia. Kelestarian taman nasional ini sangat penting karena menjadi rumah bagi ribuan vegetasi, flora, dan fauna. Upaya pelestarian harus terus dilakukan agar anak cucu di masa depan dapat melihat dan menyaksikan sendiri kekayaan alam Indonesia yang begitu berharga.