Pontianak menjadi salah satu kota yang dilalui oleh garis khatulistiwa, yakni equator atau garis lintang nol derajat. Sehingga di kota ini dibangun menara dengan nama Tugu Khatulistiwa yang menjadi tujuan wisata. Menara ini dibangun tim ekspedisi geografi, pemimpinnya adalah ahli geografi berkebangsaan Belanda.

Pesona Wisata Tugu Khatulistiwa
Equator Monument atau Tugu Khatulistiwa berfungsi sebagai penanda titik atau area yang dilewati garis khatulistiwa. Selain itu, tugu ini juga menjadi tempat bersejarah di Kalimantan Barat.
Selain sebagai tempat wisata, monumen ini menjadi sumber pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan lokasi ini menjadi tempat penelitian astronomi dan wisata edukasi.
Sejarah Pembangunan
Tugu ini pertama kali dibangun tahun 1928 menggunakan ilmu astronomi. Kemudian pengukurannya oleh ahli geografi tanpa alat yang canggih seperti GPS maupun satelit.
Para ahli tersebut hanya menggunakan patokan garis yang tidak rata atau bergelombang. Selain itu, berpatokan dengan benda alam seperti rasi bintang.
Selanjutnya tugu mendapat beberapa kali penyempurnaan. Tahap pertama tahun 1930 pada bagian tonggak, tanda panah dan lingkaran.
Kemudian tahap kedua disempurnakan tahun 1938 oleh Frederich Silaban, arsitek Indonesia. Tahun 1990-1991 dibangun replika dari Tugu Khatulistiwa secara permanen, berupa bangunan replika berbentuk kubah dengan ukuran 5 kali lebih besar dari aslinya.
Channel YouTube Good News From Indonesia juga menyatakan hal yang sama terkait sejarah pembangunan Tugu Khatulistiwa. Kemudian, tugu ini menjadi ikon kota Pontianak yang sering dikunjungi wisatawan.
Lokasi Titik Nol
Hasil pengukuran tim BPPT bulan Maret 2005 melakukan koreksi untuk menentukan titik nol Garis Khatulistiwa di Pontianak. Mereka menggunakan metode terestrial dan ekstraterestrial, yakni dengan GPS dan stake-out titik nol garis khatulistiwa.
Posisi Tugu Khatulistiwa tepat di 0 derajat, 0 menit, 3,809 detik lintang utara serta 109 derajat, 19 menit, 19,9 detik bujur timur. Sedangkan posisi 0 derajat, 0 menit dan juga 0 detik melewati taman, yakni 117 meter arah Sungai Kapuas.
Kemudian posisi yang tertera pada tugu sesuai dengan hasil pelacakan tim BPPT, letaknya 1,2 km dari Tugu Khatulistiwa. Tepatnya berada di belakang sebuah rumah, yaitu di Jalan Sungai Selamat, Siantan Hilir.
Peristiwa di Tugu Khatulistiwa
Peristiwa penting di sekitar area wisata Tugu Khatulistiwa adalah terjadinya titik kulminasi matahari. Ini merupakan fenomena alam saat matahari berada tepat di garis khatulistiwa.
Posisi matahari akan berada tepat di atas kepala, sehingga semua bayangan benda di permukaan bumi akan menghilang. Peristiwa ini disebut kulminasi, dalam berapa detik bayangan tugu akan menghilang diterpa sinar matahari.
Namun peristiwa kulminasi ini hanya terjadi dua kali dalam satu tahun, yakni tanggal 21-23 Maret dan juga 21-23 September. Peristiwa alam ini menarik kedatangan wisatawan dan menjadi event tahunan kota Pontianak.
Fasilitas yang Tersedia
Area Tugu Khatulistiwa menawarkan berbagai fasilitas wisata. Terdapat museum di sekitaran tugu yang memberikan informasi tentang fenomena khatulistiwa, sejarah tugu hingga kisah pembangunannya.
Di dalam museum terdapat foto bersejarah dan Tugu Khatulistiwa yang asli. Bahkan pengelola juga menyediakan kapal untuk menyusuri Sungai Kapuas bagi para wisatawan.
Jika ingin berburu oleh-oleh, terdapat toko souvenir yang menyediakan cinderamata khas Pontianak. Kemudian tersedia berbagai makanan khas Pontianak di rumah makan.
Tugu Khatulistiwa ini menjadi wisata budaya dan edukasi, letaknya di Jalan Khatulistiwa, Kecamatan Pontianak, Kalimantan Barat. Dari pusat kota Pontianak menuju tugu membutuhkan waktu tempuh sekitar 30 menit melalui Jl. Sultan Hamid II dan Jl. Ahmad Yani. Wisatawan tidak dikenakan tiket masuk saat berkunjung ke tempat wisata ini atau gratis, jam operasionalnya selama 24 jam. /nen